Tentu belum hilang dalam ingatan kita tentang tragedi World Trade Center (WTC) dan Pentagon 11 September 2002. Didalam negeri kita pun telah terjadi beberapa tragedi yg sangat memilukan, sebut saja peledakan Atrium Senen (1-12-1998 dan 1-8-2001), peledakan di Plaza Hayam Wuruk (15-4-1999), Peledakan di Masjid Istiqlal (1999), peledakan di Gereja (GKPI) Medan (29-5-2000) dan beberapa Gereja pada malam Natal (2000 dan 2001), peledakan di McDonal Makassar (5-12-2002), Hotel JW.Mariot (5-8-2003), Kantor Kedubes Australia, Bom Bali (12-10-2002 dan 1-10-2005 ) dan yang paling terbaru adalah bom pada Jumat pagi 17 Juli 2009, pengeboman Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton. Semua tragedi tersebut adalah ulah dari para teroris.
Inilah sebagian gambar akibat ledakan BOM pada Jumat pagi 17 Juli 2009 di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton, lihat yang lebih lengka
Hentikan ini !!! marilah kita hidup secara damai, bukankah damai itu indah ?
Akar masalah terorisme dapat kita bagi menjadi dua faktor, Pertama : Faktor Internasional. Para teroris memandang pihak Barat, khususnya AS, telah berbuat sewenang-wenang dan selalu berpihak pada Israel.
Kedua : Faktor Internal. Adanya kesalahan penafsiran tentang ajaran Agama Islam, khususnya tentang Jihad. Kita mengakui bahwa kata Jihad tertulis jelas dlm Al Quran dan Hadist diantaranya adalah Qs,Al-Furqan:52, An nahl:110, Al Ankabut:69 dan lain lain.
Jihad secara etimologis berarti berupaya secara sungguh-sungguh, mengerahkan segala kemampuan, dan berjuang dengan keras. Namun yang sangat disayangkan adalah jihad didefinisikan dan di implementasikan secara lain. Dalam menjalankan jihad, sekelompok (oknum) dari umat Islam, katakanlah NOOR DIN M TOP dan para pengikutnya melupakan firman Allah SWT yang melarang kita untuk membuat kerusakan di muka bumi (QS,al Ma'idah :33).Inilah sebagian gambar akibat ledakan BOM pada Jumat pagi 17 Juli 2009 di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton, lihat yang lebih lengka
Menurut saya, pendapat Mr. Zainuddin al-Malibiri dlm "Fatul Mu'min" sangatlah tepat. Beliau mengatakan bahwa salah satu makna jihad adalah memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat, memenuhi sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Bukan dengan jalan kekerasan dan Teror.
Jihad yang demikian inilah yang harus dinyalakan. Bukan jihad yang menghancurkan dan mencemaskan, tapi jihad yang membangun, membahagiakan untuk kehidupan. Oke...mungkin para teroris itu berkata "kami bertujuan untuk mensejahterakan manusia", tetapi apakah tidak ada jalan yang lebih arif dan bijaksana ?
Inilah yang seharusnya dilakukan, berjihad terhadap kelaparan, keterbelakangan, kesehatan, pendidikan dan lain lain, ketimbang melakukan bom bunuh diri dengan tujuan tidak jelas yang pada akhirnya membuat rakyat yang tidak mengerti apa-apa menderita.
Ada satu pertanyaan saya untuk para teroris yang telah berulangkali melakukan pengeboman dinegeri ini, "bagaimanakah perasaan anda seandainya orang yang mati karena bom anda itu adalah orang tua anda, anak-anak anda, isteri anda atau saudara anda ?"Hentikan ini !!! marilah kita hidup secara damai, bukankah damai itu indah ?