di bawah bayang-bayang kisah,
ia tak mudah berjalan beriringan
raganya tak lagi merasa
ia hanya terbang mengitari cakrawala, tak lagi hinggap mencumbu mawar, angrek, melati atau apapun itu perumpamaannya
hanya sebuah alunan yang terfikir
yaitu alunan cinta nya dari surga yang mewujudkan darah, daging dan nafas agar kelak dapat berdiri tegar hadapi kerasnya alam
ia sering membasuh tubuhnya di atas telaga
telaga bukan sembarang telaga
tapi telaga yang mampu menyatukan antara mata dan akal, agar bisa seiring sejalan
Tidak akal membutakan mata
atau mata mematikan akal
Mungkin begitulah cara ia menggauli waktu
sebab trauma membuntutinya sepanjang waktu.
ia tak mudah berjalan beriringan
raganya tak lagi merasa
ia hanya terbang mengitari cakrawala, tak lagi hinggap mencumbu mawar, angrek, melati atau apapun itu perumpamaannya
hanya sebuah alunan yang terfikir
yaitu alunan cinta nya dari surga yang mewujudkan darah, daging dan nafas agar kelak dapat berdiri tegar hadapi kerasnya alam
ia sering membasuh tubuhnya di atas telaga
telaga bukan sembarang telaga
tapi telaga yang mampu menyatukan antara mata dan akal, agar bisa seiring sejalan
Tidak akal membutakan mata
atau mata mematikan akal
Mungkin begitulah cara ia menggauli waktu
sebab trauma membuntutinya sepanjang waktu.