Perjalanan mudik adalah salah satu hal yang menyenangkan pada saat menjelang lebaran, para pemudik memadati setiap terminal bus, stasiun kereta api, bandara maupun pelabuhan. Tak perduli panas, hujan, dan lelah, dalam benak mereka, berlebaran dengan keluarga dikampung adalah salah satu hal yang paling membahagiakan.
Lebaran kali ini bagiku tak ada bedanya dengan lebaran-lebaran di tahun-tahun lalu. Gak mudik. 16 tahun sudah gak pernah merasakan bagaimana bahagianya berlebaran dengan keluarga di kampung. Semua tetangga pada mudik, hanya aku yang gak.
Sedih juga tiap tahun jadi penjaga rumah-rumah bagi para tetangga yang mudik. Tapi inilah resiko yang harus aku rasakan, sebagai abdi negara yang berdinas jauh dari kampung halaman. Cuti lebaran yang hanya 4 hari tak mencukupi untuk pulang berlebaran dengan ayah dan ibu di kampung. Alhamdulillah, jaman sekarang sudah canggih, tak seperti jaman dulu, dimana hp dan jaringan internet belum ada. Alhamdulillah, walau tak bisa kumpul dengan keluarga, dengan bertelpon dan berinternet ria, sudah bisa mengobati segala rasa rindu.
Seperti tahun lalu, aku merayakan malam takbiran dengan jalan-jalan menyusuri kota Depok dan Jakarta. Malam takbiran di sini juga seru abis, kembang api terlihat dimana-mana, Takbir berkumandang seiring suara beduk yang bersahut-sahutan di sepanjang jalan, ada yang menggunakan Bus, Truck, Angkot maupun motor. Hanya saja, mereka hampir tak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas yang ada.
Ketika aku pulang kerumah, tepat di jalan raya Jakarta-Bogor kilometer 29 sekitar jam 23.00, seorang remaja yang mengendarai sepeda motor melaju sangat kencang menabrak trotoar. Tubuhnya terpelanting bersama sepeda motornya. Hampir saja tubuh anak itu tergilas oleh motor ku. Untunglah aku masih bisa menghindar dan menepi di pinggir jalan. Tubuh anak itu luka parah. Aku dan para pedagang kaki lima menolong anak itu dengan mengangkatnya ke pingkir jalan. Dalam benak ku timbul sebuah pertanyaan, bagaimana perasaan orang tua anak ini nanti ?? betapa susahnya mereka ?? pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan jika anak ini cacat ia akan mengalami kesulitan dimasa depannya.
Akhirnya aku pulang dengan sejuta pertanyaan....Aaach.... malam takbiran yang sangat berbeda.
Lebaran kali ini bagiku tak ada bedanya dengan lebaran-lebaran di tahun-tahun lalu. Gak mudik. 16 tahun sudah gak pernah merasakan bagaimana bahagianya berlebaran dengan keluarga di kampung. Semua tetangga pada mudik, hanya aku yang gak.
Sedih juga tiap tahun jadi penjaga rumah-rumah bagi para tetangga yang mudik. Tapi inilah resiko yang harus aku rasakan, sebagai abdi negara yang berdinas jauh dari kampung halaman. Cuti lebaran yang hanya 4 hari tak mencukupi untuk pulang berlebaran dengan ayah dan ibu di kampung. Alhamdulillah, jaman sekarang sudah canggih, tak seperti jaman dulu, dimana hp dan jaringan internet belum ada. Alhamdulillah, walau tak bisa kumpul dengan keluarga, dengan bertelpon dan berinternet ria, sudah bisa mengobati segala rasa rindu.
Seperti tahun lalu, aku merayakan malam takbiran dengan jalan-jalan menyusuri kota Depok dan Jakarta. Malam takbiran di sini juga seru abis, kembang api terlihat dimana-mana, Takbir berkumandang seiring suara beduk yang bersahut-sahutan di sepanjang jalan, ada yang menggunakan Bus, Truck, Angkot maupun motor. Hanya saja, mereka hampir tak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas yang ada.
Ketika aku pulang kerumah, tepat di jalan raya Jakarta-Bogor kilometer 29 sekitar jam 23.00, seorang remaja yang mengendarai sepeda motor melaju sangat kencang menabrak trotoar. Tubuhnya terpelanting bersama sepeda motornya. Hampir saja tubuh anak itu tergilas oleh motor ku. Untunglah aku masih bisa menghindar dan menepi di pinggir jalan. Tubuh anak itu luka parah. Aku dan para pedagang kaki lima menolong anak itu dengan mengangkatnya ke pingkir jalan. Dalam benak ku timbul sebuah pertanyaan, bagaimana perasaan orang tua anak ini nanti ?? betapa susahnya mereka ?? pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan jika anak ini cacat ia akan mengalami kesulitan dimasa depannya.
Akhirnya aku pulang dengan sejuta pertanyaan....Aaach.... malam takbiran yang sangat berbeda.