16 August 2009

ketika TELEVISI salah menyampaikan berita

Penyergapan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Temanggung begitu nyata di siarkan dalam televisi. Dikanto-kantor, dirumah-ruamah, bahkan diwarung kopi sekalipun terlihat masyarakat begitu antusias menonton tayangan tersebut. Alhasil, rating tayangan tersebut lebih tinggi dari rating sinetron paling top saat ini. Tayangan ini mampu menarik 44 % permirsa dalam tempo 1 hari. Waoww...tayangan ini sungguh sangat luar biasa.

Layaknya menonton film perang semacam Rambo dan Mission Imposible, para pemirsa dibuat hanyut dalam perasaan yang menggebu-gebu. Inilah kehebatan Televisi, apapun yang terjadi diluar sana dapat dengan mudah menjalar secara langsung dihadapan masyarakat.

Namun kehebatan televisi ini, bukan tidak mungkin mendatangkan suatu persoalan.
Anggota Komisi Penyiaran Indonesia, Bimo Nugroho mengatakan " Pada liputan langsung seperti liputan penyergapan teroris di Temanggung, reporter cenderung menelan mentah-mentah semua informasi yang dia terima. Sikap skiptis tidak ada lagi, Sialnya Kata Bimo, Informasi yang diterima reporter ternyata keliru. Saat itu, stasiun televisi sempat memastikan bahwa yang tewas dalam penyergapan tersebut adalah gembong teroris Noordin M Top. Belakangan baru diketahui bahwa yang tewas dalam penyergapan itu adalah Ibrohim bukan Noordin M Top.
"Sudah liputan nya penuh dramatisasi, informasi yang di sampaikan salah pula, ini bisa menyesatkan penonton" ujar Bimo.



Inilah salah satu contoh berita yang salah tersebut (PLAY VIDEO DIBAWAH INI)





Televisi Luar Negeri pun akhirnya salah dalam memberikan berita ke masyarakat (PLAY VIDEO DIBAWAH INI)


Menurut pendapat saya selaku orang awam adalah, bahwa di era kebebasan pers sekarang ini, sah-sah saja insan pers menyiarkan suatu tanyangan kepada masyarakan karena itu hak masyarakat untuk menerima berita atau tayangan apapun. Namun selayaknya insan pers tidak boleh memastikan sesuatu yang belum pasti. Kalau masih dugaan ya..katakan dugaan, sehingga tidak membohongi masyarakat. Ini bisa dikatakan kebohongan publik. Apalagi kalau berita itu tersebar ke seluruh penjuru dunia. BETAPA MALU NYA KITA

Nah...sebagai sesama blogger...pendapat sahabat bagaimana

60 komentar:

dedy-rahmat said...

saya setuju pendapat bahwa yg intinya kebebasan pers harus bertanggungjawab.jgn bikin pernyataan prematur sebelum semuanya pasti. malah bikin ga jelas. bisa jadi noordin m top senang sekali waktu pers bilang yg mati di temanggung dia...walaupun akhirnya kebongkar juga ibrohim yg mati

mas doyok said...

juga disayangakan polisi yg terkesan ngulur waktu mas....

Moe said...
This comment has been removed by the author.
imam77 said...

@ Mas doyok,, Bener Tuh,,
Pasti sat di grebeg,, dan Saat Noordin MTop mungkin senyUM BAHAGIA dan mERASA tENANG!!
untungnya Polisi Memberi Keterangan Bahwa yang bersangkutan BukanlAH Noordin!!
Pers'a Juga Terlalu PD untk menyatakan itu Noordin,, hingga saya yang ma maen Futsal, malah gak jadi!! di kirain ser,, eh gitu-gitu doank,, Cuma ngabis-ngabisin Peluru doank di Pak Densus 99..


MARILAH TUMPAS TERROIS HINGGA AKAR-AKARNYA!!!!

pemancing said...

Emang ember tu reporter.udah gitu beritanya dah nyampe luar negeri segala. Jadi malu kan Indonesia??
Musti dibuatkan undang2 lagi nih...supaya gak terjadi lagi. penggerebekan semacam itu emang gak seharusnya ditayangkan televisi. Bisa2 dimanfaatkan teroris itu sendiri. Bisa dibayangkan saat itu, pasti nurdin lagi nonton bak nonton opera van java. pasti terbahak-bahak dia.....
ha...ha...ha.....

Jalan Wali said...

Apa memang harus seperti itu insan pers di negeri ini ya ? Apa emang kemaruk (kata orang Surabaya)karena ada kebebasan pers walaupun sering banyak melencengnya, tapi saya kira ada bagusnya kok, coba kalo gak diliput apa ada orang yang sewot dan ribut seperti sekarang...........??

Jalan Wali said...

Apa memang harus seperti itu insan pers di negeri ini ya ? Apa emang kemaruk (kata orang Surabaya)karena ada kebebasan pers walaupun sering banyak melencengnya, tapi saya kira ada bagusnya kok, coba kalo gak diliput apa ada orang yang sewot dan ribut seperti sekarang...........??

Anonymous said...

Apapun yang di bilang pers itu terserah mereka, karena tujuan mereka adalah bekerja, masyarakat kita dah pinter2 koq jadi tau mana yang benar dan ngga'. yang aku heran kenapa sich dari pihak TNI tidak turun tangan, kita kan punya kopasus, dan saya rasa mereka dah perlu turun tangan karena tindakan teroris sudah mengancam kedaulatan negara kita.

NURA said...

salam sobat
ya semua tidak ada yang disalahkan ,,insan pers juga para polisi yang sudah capai2 dan berusaha menangkap para teroris,,walaupun yang ditangkap hanya teman si buron saja.
perlu mengoreksi diri semuanya, apakah manusia tidak ada kekhilafan.

Animax said...

klo menurut aku sihh, reporter itu mungkin bener mungkin tidak, soalnya pada saat itu kan, wartawan dilarang masuk. terus, polisi susah memberikan info, jadi wartawan beranggapan mungkin itu noordin M top.

zone4health said...

sob pada waktu itu...

tuh teroris teriak "akulah nurdin"
emng kalo teroris lokal bawaan dongo ttep aj dongo~ hehe...

teroris malay berawak`an pribumi yang dibodohi.... dgn iming² syurga(syurga ga jlas yang ad neraka -_-!)

gw do`a in tuh nordin skaratul maut ga mati² dan ga bakal di terima bumi !!!


amin !!!

say "FUCK to all TERORIST"

mencemarkan nama baik islam...
islam tdk mendidik TERORIS !!!!

laknat kalian !!!


maaf esmosi... hhee...

lafa said...

hy sob, iya bener tuh, ke hati2an dalam menyampaikan berita jadi di kesampingkan hanya demi rating

mmg benar mrk harus menyampaikan berita di lapangan apa adanya, namun mereka hendaknya jangan terlalu meyakinkan kesimpulan atau hasil akhir yg mrka buat sndiri

namun, bro anehnya, ada di antara mereka malah menyalahkan polisi, dan menyatakan pertanyaan akan kredibilitas polisi

pdhl polisi scr resmi blum berani menyimpulkan apa pun

wah2,,

Deogracias said...

Iya bener tuh pers emang kadang terlalu berlebihan dalam meliput..
Ngejar rating kali yeee...
Kapan bisa maju pers Indonesia kalo selalu seperti ini.Dimata dunia, pers Indonesia emang paling buruk..

Dodi Faedlulloh said...

Terkadang pemberitaan di media massa menjadi kurang akurat ...
terlalu mengedepankan eklusifitas ...

Unknown said...

Semoga kejadian ini gak terulang lagi..sungguh memalukan..Negeri kita tercinta yang lagi merayakan HUTnya yang ke 64 harus tercoreng mukanya karena ulah orang2 yang gak bertanggung jawab. Untuk Nurdin M Top,Semoga Allah membuka pintu hatimu supaya bisa kembali kejalan benar Mu Ya Rabbi, amin ya rabbal 'alamin..

Ancis said...

He..he.. bener sekali Bro....
semua itu adalah kebohongan publik.
Malu kan Sekarang!!!? Dunia Internasional udah pada tahu kalo itu bukn Noordin...

Tapi dengan kesalahpahaman itu jangan kita kemudian menjadi pesimis..
mari kita buktikan bahwa negara kita, aparat kita (DENSUS 88) suatu saat bisa menangkapnya (Teroris/Noordin)


MERDEKA.....MERDEKA.....

daywalker said...

PAsti M*****V kan yg menyiarkan itu??dari dulu sy mang benci ma stasiun ini, terlalu PD dan beritanya kadang tdk berimbang dan menyudutkan islam

bule said...

@daywalker : kurang 1 sob, TVone juga beritanya ngawur, cari rating doank

Agie-Joomla said...

Inilah kemerdekaan ... kesalahan sah sah saja...biarkan pasar yang menilai. Toh akhirnya kesalahan itu sendiri yang akan.. memvonis kita atau Stasiun TV itu sendiri atas kesalahannya. Posting blog ini adalah salah satu bentuk punishment dari pasar. Nice post....Trims.

Jeng Devi said...

fffiiuhhh, emang bener2 deh...

ramos said...

itulah orang Indonesia sejati..menelan mentah2 apa yg disampaikan orang...tanpa ada sikap kritis..apalagi kalo orgnya disenangi...pasti lebih lagi dah..

Sbg contoh apakah mungkin dlm 5,5jam akeh setiawan bisa sampai ke bekasi, dr solo kata org yg pernah solo-bekasi normal 12jam...apalgi bawa 5ookg BOM..Naif banget info yg diberikan polisi..saya yakin mereka dibunuh dan dibawa ke bekasi...pakai pesawat.. itu mungkin

Anonymous said...

kadang2 TV memang sok tau, mungking untuk mengejar rating.

sahabat said...

gak tau dapat info dari mana tuh TV, kayaknya ngarag aja...parah juga ya !

dobloger follow said...

Itulah resiko berita langsung, setiap detiknya bisa berubah. Kalau kita mau jernih berfikir... jangankan reporter, Densus88 pun tidak tahu pasti seperti apa wajah nurdin sebenarnya. Jadi jangan mencari pembenaran diri ...

Irawanqq said...

lucu videonya
hahahahaha......

Unknown said...

wah masih bisa ikutan koment ga nih..hihihi,berita ttg teroris yg sempet mnjd headline di semua TV,bahkan ibuku jg lupa masak gara gara ngikutin ni berita,,terlalu berlebihan klo menurut aku..

Unknown said...

terimakasih tuk semua sahabat yang telah memberikan komen atas artikel ini. @ do bloger follow..tanggapan sobat betul juga, cuma tuk insan pers..klo beritanya blum pasti..ya sampaikan ke masyarakat bahwa belum pasti, masih dugaan atau apalah namanya..jgn memastikan sesuatu yg blm pasti..publik masalahnya...

Unknown said...

@Lafa, aku setuju bro..

Unknown said...

A Agie Jomla...Bener juga ya..hehehehe..

Unknown said...

@ Mas Doyok...Polisi kerkesan ulur waktu ? mungkin krn dia sgt berhati2 dlm memberikan informasi, takut salah. cuma para reporter yg terlalu cepat mengambil inisiatif. Ini pikiran gw lho ya. hehhehe..

Unknown said...

@ Jalan Wali...klo di pikir2 benar juga ya tanggapan sobat.

Unknown said...

@Anonymous...semenjak TNI dan Polri pisah, TNI ga punya wewenang. Dua lembaga ini sudah diatur tugas dan tanggung jawabnya sendiri2.

Unknown said...

@Zone4health...sy pernah berkunjung ke blog Noordin M Top...aku sempat geram juga sob..

giw said...

klau tivi salah nayangin atau melebay2kan berita mah udah bnyak..cm kita kdg tak mericek ajah kebenarannya...
untuk kasus Noordin yg salah,,men saya stasiun TV itu berupaya menjadi yg trcepat dlm pmbritaan/biar heboh ajah disimak ama pemirsanya...
cb klau judul pmberitaannya "Penggerebekan rumah yg diduga troris di Temanggung"...PAsti pemirsa jg gak trlalu nyimak...klw ad embel2 Noordin baru dah..jd SUPER DUPER HOT NEWS....

come n share said...

hampir sama nih mas, TV dan Koran selalu cepat-cepat menyajikan info2 yang kadang membingungkan,padahal mungkin saja mereka sudah mengetahui bahwa sebuah berita yang disiarkan "tidak sesuai kenyataan". Tetapi agar rating atau sejenisnya melonjak,..ya tetap disiarkan..

reni said...

Karena persaingan yg ketat, maka media televisi ingin menjadi yg pertama dalam memberitakan suatu peristiwa. Sayangya karena terburu nafsu, pemberitaannya tanpa disaring dulu... karena takut didahului oleh media lainnya.
Hasilnya..? Ya spt yg barursan terjadi di Temanggung itu...

JT said...

Pastinya selalu salah tu reporter... coba kalau masuk DULUAN, mungkin ke DOOR DULUAN jg :D

The_JaeV said...

Y Seharusnya media masa, lebih teliti lagi dalam menyampaikan berita, sehingga tidak terjadi kesalahan penerimaan dimasyarakat.

Keep Post Sob...

Dream Competition said...

iya,payah para reporternya..seharusnya make sure dulu apakah itu noordin apa tidak!baru di beritakan!

abang besi said...

assalamualaikum,
terima kasih kerana sudi menjengah ke blog sy.

psl nordin nie,

ntah la,sy pon tk reti nk ckp cmne.

apa yg pasti,dia masih hidup.

dan dia berjuang demi Islam bukan?

sy tk ikut sgt cerita nordin ni,jd sy kurg tahu.

Unknown said...

@giw....jdi kesimpulannya TV ngejar rating aja dong ya..masalah bohong atau ga, urusan belakangan..hehehe..

Unknown said...

@ come N share, reni, JT, The_Jaev, Aishalife-line.....Aku setuju dengan kalian...thanks bgt bro..

abang besi said...

ok tq folo my blog. ifolo u too...

osi said...

Wah mau komen apa lagi ya...
Ku ikutan komen mereka za...
Biz yang mau di bilang juga sama komennya...Jadi bingung mau menyusun kata....

Tapi yang jelas tu insan pers...kalo bisa jangan gegabah lah kalo memberitakan suatu berita...beritakanlah sesuai fakta...bukan tujuan agar ratting tv naik....

Anonymous said...

ya tuh kang satu orang digempur rame rame. malu ga sih kita?

poer said...

bagus..bagus kawan

Pratama Adi said...

Nice post.....
Emang bahaya juga kalo nyebarin berita yang salah,, apalagi bisa sampai keluar negeri juga salah...
kalau belum pasti ya ditahan dulu,,,,dengan kata kemungkinan atau apalah....
jangan ngungkapin udah pasti....

Pratama Adi said...

Nice post.....
Emang bahaya juga kalo nyebarin berita yang salah,, apalagi bisa sampai keluar negeri juga salah...
kalau belum pasti ya ditahan dulu,,,,dengan kata kemungkinan atau apalah....
jangan ngungkapin udah pasti....

Dream Competition said...

hi bro..I'm back again to see you!

Rachel said...

Benar dek ...
Harusnya berita yang disampaikan adalah berita yang dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi lepas dari itu semua, kita harus kembali kefitrah bahwa tak ada manusia yang sempurna.
Btw, senang berkunjung kerumahmu sahabat.

Salam

Rachel said...

Benar dek ...
Harusnya berita yang disampaikan adalah berita yang dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi lepas dari itu semua, kita harus kembali kefitrah bahwa tak ada manusia yang sempurna.
Btw, senang berkunjung kerumahmu sahabat.

Salam

Adhieth said...

berita di televisi sering di lebih2kan untuk menarik minat pemirsa...
huh...
padahal se biasa2 aja

Bayu The Maniac said...

itulah TV ,,,
menyebarkan berita yang lagi heboh untuk menaikkan rating tanpa peduli berita itu benar atw slah ...
yg pnting rating tinggi ...
huahahaha ..

newbi said...

kalo bahasa sederhananya
siarin dulu
bener ato salah belakangan
yg pnting rating naek

Unknown said...

@Rachel, aku setuju 10.000 % atas pendpat sobat

Unknown said...

@Adhieth..ini koreksi tuk insan per televisian sob, biar dikemudian hari tidak gegabah lagi..

Unknown said...

@Bayu N Newbi...wah..kalau kejar rating doang bisa bohong terus dong televisi...

Anonymous said...

sayang sekali aQ malah gak sempat nonton TV, btw kmen semuanya bagus apalagi artikelnya, menyuarakan kebenaran....salut.

BaBel said...

menduga sblm mengetahui siapa yg ada dalammnya . . :)

btw nice job..
merdeka!.

kunjungi blog ane bro .. .
thnks

Daniel DPK said...

mungkin karena negara kita saat ini dalam masa transisi sehingga euforia pers kadang mengesampingkan profesionalitas mereka..sehingga informasi yang disampaikan masih terlalu mentah...meskipun kadang informasi tersebut dibutuhkan krn cenderung murni tanpa tendensi, namun ada kalanya pers harus mampu memilah kapan waktunya harus melakukan jurnalisme profesional yang sesuai kode etiknya..

termasuk isu-isu yang paling hangat seputar panasnya indonesia-malaysia menurut saya, pihak pers berperan besar dalam memperkeruh suasana, seperti kasus pulau jemur dan beberapa tuduhan klaim budaya malaysia...

mungkin saatnya rakyat indonesia untuk belajar lebih kritis dalam menyikapi arus informasi yang sangat cepat...sehingga tidak mudah terpengaruh oleh berita media karena media sangat ampuh dalam mengontrol pemikiran masyarakat....

Pihak Ketiga dalam Konflik Indonesia Malaysia