Suatu hari, ada seorang yang miskin sedang bepergian dengan mengendarai kuda. Saat hari telah siang, dia merasa lapar dan dahaga. Dia lalu mengikatkan kudanya pada sebuah pohon besar, kemudian duduk menikmati makan siangnya. Pada saat orang miskin tersebut sedang menikmati makan siangnya, datanglah seorang yang kaya raya yang juga ingin beristirahat sambil menikmati makan siang. Orang kaya tersebut mengikatkan kudanya di pohon besar tempat si miskin mengikatkan kudanya.
Melihat hal tersebut, si miskin berkata "Wahai tuan, mohon anda jangan mengikatkan kuda anda disana sebab kuda saya belum terlatih, nanti kuda tuan bisa ditendang oleh kuda saya sampai mati". Tetapi orang kaya itu malah berkata "Dimanapun saya mengikatkan kuda saya, itu urusan saya. Kamu tidak perlu mencampurinya !!"
Setelah mengikatkan kudanya dengan baik si kaya duduk dan menyantap makanan yang telah dibawanya lengan lahap. Tak lama kemudian terdengar suara kuda meringkik-ringkik, menggigit dan menendang. Si kaya dan si miskin berlarian menuju suara kuda tersebut. Dan betapa kagetnya si Kaya, kuda kesayangannya mati di tendang oleh kuda si miskin. Si kaya pun marah bukan kepalang "Lihatlah ! apa yang telah di perbuat oleh kuda anda pada kuda saya ! Ganti kuda saya !" sambil menyeret si miskin ke pengadilan.
Setelah mendengar tuntutan dari si kaya, hakim pun bertanya kepada si miskin "Apakah benar kuda anda telah menendang mati kuda nya ?"
Hakim terus bertanya, tetapi si miskin diam seribu bahasa. Bungkam !. Berkali- kali hakim bertanya, si miskin tetap diam. Akhirnya sang Hakim menghela nafas sambil berkata "Cara apalagi yang bisa di pakai, orang ini adalah orang yang bisu, tidak bisa berbicara."
Mendengar perkataan hakim, si kaya dengan lantang berkata "Tidak !! dia tidak bisu pak hakim ! dia sama seperti kita, bisa berbicara !"
"Benarkah itu ?" tanya pak hakim.
"Betul pak hakim, dia bisa berbicara, sebab ketika saya mengikatkan kuda saya di pohon tersebut, dia berkata pada saya, "Wahai tuan, mohon anda jangan mengikatkan kuda anda disana sebab kuda saya belum terlatih, nanti kuda tuan bisa ditendang oleh kuda saya sampai mati !".
Mendengar perkataan si kaya, pak hakim berkata "Oh, kalau demikian, orang ini tidak bersalah, dia telah memperingatkan kamu, untuk tidak mengikatkan kuda mu di pohon tersebut. Oleh karena itu, kamu tidak bisa meminta ganti rugi atas kuda kamu yang mati itu."
Kemudian pak hakim bertanya pada si miskin "Mengapa kamu tidak mengatakan alasan apapun untuk menyangkal ?"
Si miskin menjawab, "Karena saya tahu anda pasti lebih percaya kepada perkataan orang kaya dan mempunyai kekuasaan. Anda tidak akan mungkin mempercayai perkataan orang miskin seperti saya ini. Untuk itu saya ingin orang kaya itu mengatakan sendiri kepada anda tentang apa yang telah terjadi. Anda sekarang lihat, bukankah sekarang sudah jelas siapa yang benar dan siapa yang salah ?"
*Pada saat berdebat, perlu membiarkan lawan bicara menyampaikan pendapat, sedang kita sendiri diam mendengarkan dan mencari titik kelemahan dari pendapat lawan, dengan demikian kita akan bisa memperoleh kemenangan yang pasti.
10 August 2011
Pengadilan Antara Si Miskin dan Si Kaya
12:45 PM
4 comments
4 komentar:
Asli ceritanya keren, bener2 menginspirasi saya yg kadang suka kebakar emosi duluan...
ternyata bener juga kata pepatahdiam itu adalah emas...
keep posting sobat...
kata Mr. Krabs "uang selalu menang".:))
salam sahabat
dari pengadilan ini yang jelas apa yang telah dilakukan dengan tindakan sebenarnya tdak mencerminkan antara kaya dan miskin namun pada HATI gitu aja ya Kak hehehe
Tulisan ini seakan menyindir pengadilan sekarang ini. dimana uang yang lebih banyak berbicara, untung aja si kaya bego banget ya sob? hahaha...
gimana kabarnya? lama nggak mampir ke blog temen2. semua udah pada berubah :)
Post a Comment