Waktu adalah masa yang teramat indah dan waktu juga adalah masa yang teramat pahit. Mungkin begitulah saya memaknai waktu. Seperti tulisan saya kali ini. Saya sedikit menuliskan sebuah kisah dalam perjajalanan saya melintasi waktu demi waktu. Sebelum saya menulis tulisan di blog saya ini, mata saya agak sedikit berkaca-kaca mengingat semua kejadian-kejadian di masa susah dulu. Saya tidak mengatakan bahwa saya sekarang ini sudah sukses. Sama sekali tidak !!. Saya sangat jauh dari kata sukses itu. Saya hanya membandingkan antara masa dulu dan masa saya sekarang sebagai bahan perenungan dan introspeksi diri. Mudah-mudahan para pembaca juga dapat memetik pelajaran dan hikmah dari tulisan saya ini.
Tujuh tahun lalu, saya sempat mengalami sebuah masa yang teramat pahit, sebuah masa dimana RENTENIR masuk dalam kehidupan saya dan merusak segala apa yang saya punya. Berawal dari sebuah masalah hidup yang mengharuskan saya memiliki uang secepatnya. Istri (sewaktu masih ada) dan mertua mengalami sakit. Oleh karena kami tidak mempunyai bakat menjadi seorang perampok, penjamret, pencopet atau apapun itu namanya, maka salah satu jalan yang saya tempuh adalah pinjam. Namun rupanya "PINJAM" ini lah yang membuat mata saya berkaca-kaca jika mengingatnya.
RENTENIR atau biasa juga disebut LINTAH DARAT adalah sekumpulan orang atau individu yang melakukan kegiatan dengan membungakan uang. Seluruh agama yang ada di Indonesia mengharamkan kegiatan ini, namun oleh karena nikmat, tidak memerlukan banyak fikiran, tenaga dan usaha yang susah payah, maka semakin suburlah kegiatan ini.
Singkat cerita, istri mendatangi rentenir itu (tetangga rumah) dan meminjam uang padanya sebesar SEKIAN juta, dengan bunga 20 % per bulan. Transaksi selesai dan tidak ada masalah. Setiap bulan saya membayar bunga yang 20% itu, namun pokok utang tetap tak berubah. Bulan pertama, kedua dan ke tiga tak ada masalah. Masalah timbul ketika orang tua mengalami sakit, adik kuliah dll, kami tak bisa membayar bunga yang 20 % per bulan alias nunggak. Berbungalah utang itu hingga mencapai SEKIAN juta. Alhasil abis lah saya luar dalam, saya mengadu sana-sini namun tak ada yang memberi pertolongan. Tragisnya lagi, saya meminta keringanan pada Rentenir itu, dengan alasan bahwa hubungan kami selama ini sangat baik, bertetangga pula, hanya dinding tembok yang memisahkan rumah kami, namun Rentenir itu tetap saja tak memberi keringanan apapun.
Pertemuan dengan Uztad Arifin Ilham.
Setiap hari saya mengadu pada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. "Tuhan, tolong saya, saya dalam kesulitan yang teramat sangat" begitulah kira-kira permohonan saya pada Allah. Hingga suatu ketika tanpa saya duga sebelumnya, Allah menuntun saya bertemu dengan Uztad Arifin Ilham (semoga Allah memberi kemuliaan padanya) di kediaman beliau di Depok (sewaktu beliau masih bermukim di sana). Beliau (uztad Arifin Ilham) memberi saya beberapa nasehat agar jangan jauh dari sang pengatur alam yaitu Allah SWT, serta rajin bersedekah. Rupanya Allah mendengar do'a saya. Setelah kurang lebih 1,5 tahun saya mampu terbebas dari belenggu RENTENIR yang selama itu menghabisi saya hingga ke tulang sum-sum saya, tentu dengan cara yang Allah kehendaki. Bahkan Allah memberi saya lebih dari cukup, Subhanallah, terimakasih Ya Allah.
Para pembaca dan sahabat sekalian, saya berharap semoga kita khususnya saya pribadi bisa mengambil pelajaran atas kisah ini. Tetaplah tersenyum walau hati tersakiti, sebab Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita. Saya berdoa'a semoga kita semua terhindar dari praktek rentenir, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan saya memanjatkan do'a khusus untuk sang rentenir yang nota bene adalah tetangga sebelah rumah saya, semoga beliau beserta sekeluarga di beri Hidayah oleh Allah, diampuni segala dosanya dan dikembalikan pada jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT. Amin.
09 May 2011
Lepas dari Jerat Rentenir
7:38 PM
7 comments
7 komentar:
subehannallah.... semoga para rentenir dapat murkanya
Rentenir akan terima ganjaranya di akhirat ...
Alhamdulillah jika telah terlepas dari jeratannya ...
dan yang belum pernah ... jangan sekali2 mendekati para rentenir ... karena berhutang dengan mereka, sama saja telahterseret ke dalam dosa mereka ... jika kita mati dalam jeratan hutang itu .... naudzubillah ... kita akan terseret pula dalam meraka yang sekelas dengan mereka.
ku tak pernah menyangka kalau abang will pernah terjerat yang namanya lintah....semoga apa yang ditulis oleh abang dapat dijadikan cermin oleh kita semua...dan sukurlah abang sekarang sdh terbebas dari semua itu
Subhanallah sungguh kisah yang penuh dengan hikmah dan bisa kita untuk selalu berfikir positif dengan bermuhasabah dan selalu mengingat Allah, alhamdulillah banyak pelajaran berharga dari artikel anda ini, salam ukhuwah sahabat.
Alhamdulillah, terima kasih atas pencerahannya. Mohon doanya, agar orang tua kami dapat bebas dari rentenir. keadaan sekarang sangat sulit. Semua habis dihisap oleh lintah darat. Satu-satunya yang tersisa hanya keluarga yang mencintainya. Sangat bersyukur bila antum berkenan sharing agar kami bisa secepatnya membebaskan orang tua kami dari rentenir.
Semoga kita selalu mandapat hidayah'a Allah swt,dan jauh dr laknat'Nya
Pengalaman yang saya alami emang ga baik uang seperti itu bukan bikin kita kaya tapi malah membuat jatUh miskin ..sama hal nya saya juga ngalamin di waktu masa masa pait suami slalu mengandalkan uang pinjaman seperti itu.
Post a Comment