28 December 2012

Brass Band Ajen Kostrad

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dalah bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kostrad selalu siap untuk beroperasi kapan saja dan dimana saja atas perintah panglima TNI.

Korps baret hijau ini tidak pernah absen dari berbagai operasi militer di Indonesia, seperti penumpasan G-30-S/PKI, Operasi Trisula, PGRS (Sarawak People's Guerrilla Force) di Sarawak, PARAKU (North Kalimantan People's Force) di Kalimantan Utara dan Operasi Seroja di Timor Timur. Kostrad juga dilibatkan pada tingkat internasional dengan diberangkatkannya pasukan Garuda di Mesir (1973-1978), Vietnam (1973-1975), operasi gabungan sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam perang Iran-Irak antara 1989 dan 1990, Penugasan di Kongo, Libanon dan masih banyak penugasan-penugasan lainnya.

Kostrad tidak hanya lihai dalam berperang, tapi juga mahir dalam bermusik. Sebagai salah satu fungsi dari bidang keajenan yaitu Kesejahteraan dan Moril, Kesatuan Ajen Kostrad dibawah pimpinan Kaajen Kostrad Kolonel Caj Camilus Intan Murjani, S.IP atas petunjuk dari Panglima Kostrad Letjen TNI Drs Muhammad Munir untuk membentuk Brass Band. Dan inilah salah satu karya dari Brass Band Ajen Kostrad dimana Lagu Gebyar-Gebyar milik Alm. Gombloh diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh Brass Band Ajen Kostrad. Masih banyak kekurangan-kekurangan, semoga kedepan akan lebih baik.

Inilah hasilnya.


LAKUKAN YANG TERBAIK DAN TETAP SEMANGAT

18 December 2012

Dikala Senja

Senja tercatat di jendela kaca 
tentang aku dan kamu
yang berpeluk sayang

Ada cerita
saat malam rindukan kunang
atau bintang memeluk malam
atau cerita klasik
 tentang negeri di awan

Sebuah waktu antara kita
di sinar senja



Depok, 18/12/12
22.00

10 December 2012

Saat Hujan

Saat hujan semakin deras.. 
kususuri jalan selangkah demi selangkah.. 

Kuraba bajuku yang kuyup.. 
serasa dingin udara menusuk 

Sebentar kutoleh kebelakang 

Terlihat jelas roda sejarah membentang.. 
Angin kencang.. 
Percikan hujan.. 
Halilintar.. 

Semuanya adalah terpaan kehidupan.. 
Aku berharap reda kan tiba 
Terang kan menjelma 
Menjadikan hidup penuh makna


04 December 2012

Nasib Lenny Haeni Mantan Altet Dayung Nasional

Astagfirullahaladzim.. inilah ucapan spontanitas saya saat menonton sebuah acara di salah satu stasiun TV swasta Nasional petang ini, tak cuma sampai disitu, mata saya sempat berkaca-kaca dibuatnya, kenapa tidak ?? seorang mantan atlit dayung Nasional bernama Lenny Haeni berencana menjual medali emasnya untuk mengobati anaknya (Habibatul) bocah berusia 2 tahun 8 bulan yang terkena kanker perapuhan kulit.

Pekerjaan ibu Lenny ini hanya sebagai buruh cuci dan serabutan padahal Prestasi ibu ini sangat gemilang dengan mengharumkan nama bangsa. Ia pernah menyabet 20 medali untuk Indonesia. Pada Sea Games yang diselenggarakan di Jakarta tahun 1997 ia menyabet 3 medali emas dan 1 medali perak. Pada kejuaraan dunia perahu naga di Hongkong, ia kembali mendapatkan 3 medali emas. Dalam kejuaraan Asia di Teipei tahun 1998, ia pun membawa pulang 1 medali emas. Pada kejuaraan terbuka di Australia ia juga mendapatkan 1 medali emas. Di Sea Games terakhirnya pada tahun 1999 di Brunei Darussalam, ia menggondol 1 medali emas dan 1 medali perak. Beliau juga pernah dinobatkan sebagai juara dunia dayung perahu naga.

Sebuah pertanyaan dalam fikiran saya kenapa sampai seperti ini ?? kenapa begitu banyak kehidupan mantan-mantan atlit yang nota bene pernah mengharumkan nama bangsa dan negara dengan cucuran keringatnya sangat suram ? apa karena management olahraga jaman dulu yang amburadul dan korup ?

Entahlah.....Saya hanya berharap semoga  UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR   3  TAHUN  2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL berjalan dengan baik, dipatuhi dan diterapkan, sehingga kehidupan mantan-mantan atlit yang mengharumkan nama bangsa ini, tidak lagi terkatung-katung.

Jangan sampai anak-anak kita gak ada lagi yang mau jadi atlit LHO PAAAAAKKKKK ??  

*foto detikcom*