31 October 2013

Mulia Dengan Memaafkan

Suatu sedekah tidak akan mengurangi harta
Allah tidak akan menambah kepada seseorang yg suka memberi maaf kecuali kemuliaan
Dan seseorang tidak merendahkan diri karena Allah kecuali Allah mengangkat orang tersebut....

Memberi maaf berarti bersedekah, dan Allah akan meninggikan derajatnya..
Inilah hal yg membuat jiwa menjadi tenang dan lapang..untuk MEMAAFKAN...
Karena dalam sikap memaafkan itu ada seni dan estetika mulia
Dimana ia meraih pujian dari Allah SWT....bukan sekedar nilai dari manusia...

Sifat pemaaf ibarat lambang kepribadian yg indah dan menawan
Sebab didalam sanubari orang yg suka memaafkan biasanya tersimpan keikhlasan dan kerelaan hati yg suci...
Orang pemaaf itu pastilah terhindar dari sifat dendam..
Dia menganggap bahwa kesalahan orang lain terhadapnya itu merupakan "kekeliruan" dan kelemahannya sebagai manusia...
Dan jiwanya yg lapang kemudian akan mengajak pribadinya terus melangkah tanpa beban
Yang menahan dan bebas dari prasangka yg menyesatkan....

Beda halnya dengan sikap yg pelit dalam memaafkan...
Dengan sendirinya hal itu akan menebarkan masalah lain
Kita telah dengan sengaja menyakiti hati saudara kita yg telah melembutkan hatinya untuk minta maaf...

Saat kita memutuskan untuk membenci..
Dihati kita ada titik hitam..atau berupa ruang yg tertahan atas nama kebencian..
Dari ruang itu terciptalah ruang ruang kebencian lain didalam kehidupan nyata kita
Ruang hidup kita menjadi lebih sempit dari biasanya..

"Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas, maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan"
@HR Ath-Tahabrani

21 October 2013

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEIMANAN

Agama mempunyai peranan penting dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang berakhlak, maju, mandiri dan sejahtera lahir batin dalam suasana kehidupan yang serba selaras dan berkeseimbangan. Sejalan dengan itu, pembangunan agama sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kerukunan kehidupan umat beragama, meningkatkan peran serta umat dalam pembangunan, serta meningkatkan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sarana dan prasarana ibadat berbagai agama terus ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya. Dalam rangka membina kerukunan hidup antar umat beragama sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa yang harmonis, kegiatan musyawarah antar umat beragama terus ditingkatkan. Kegiatan yang dilakukan meliputi antara lain musyawarah antar umat beragama, musyawarah antara umat berbagai agama, dan musyawarah cendekiawan berbagai agama.

Adapun cara meningkatkan kadar keimanan sesuai dengan agama islam adalah sebagai berikut :   
       
1.         Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits

a.         Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya
Ayat-ayat     Al-Qur’an     memiliki    target   yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan  masing-masing   orang yang sedang  mencari atau memuliakan Tuhannya.  Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan    kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah,    dilain     pihak Al-Qur’an  mampu  membuat    menangis seorang pendosa, atau   membuat  tenang seorang  pencari  ketenangan “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan   berkah supaya mereka  memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya  mendapat pelajaran orang-orang  yang  mempunyai    pikiran   .” (QS, Shaad  38:29) ”  Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar  dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-  orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’ 17:82)


            b.         Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha   Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah. Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
c.            Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalaam.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah. Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalaam dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah  Shallahu ‘Alaihi Wasalaam menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasalaam. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga.
  
2.      Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (ma’rifatullah)
Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.

3.         Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
            a.         Amalan Hati
            Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga  kesucian hati. Ciptakan             sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka               buruk dan  sebagainya.
            b.         Amalan Lidah.  Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar,                     mengirim salam dan sholawat     kepada Rasulullah dan mengajak orang   lain   kepada kebaikan,                 melarang kemungkaran.
            c.         Amalan Anggota Tubuh
            Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk                       berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).

4.         Adapun sebab-sebab turunnya kadar keimanan :
Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) :
a.            Kebodohan
               Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat   jahat   boleh jadi   karena   ia  tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.

b.            Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan
               Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana. Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).


c.            Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.


5.      Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :
a.            Syaitan
Syaitan   adalah  musuh  manusia.  Tujuan   syaitan   adalah   untuk   merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.


b.      Bujukan dan rayuan dunia. Allah Subhanahu WaTa’ala berfirman : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).

Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah,  bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat.. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.

               Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui “sebab-sebab naik-turunnya iman” dalam tulisan ini. Mari kita ingatkan teman-teman kita dengan menyebarkan tulisan ini

            Demikian upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuahan Yang Maha Esa, semoga dengan meningkatnya keimanan dan ketaqwaan dapat membentuk prajurit yang lebih berdisiplin untuk menjalankan segala tugas dan kewajiban dalam rangka melaksanakan tugas pokok demi pengabdian kepada Negara dan bangsa. Amin.