29 May 2017

Tentang Orang Yang Memaki Tuhan


Masih ingat dgn postingan saya ttg seseorang yang menulis status memaki Tuhan ? Saya ingin menulis lagi tentang itu tapi dengen pemahaman yang lain, Kenapa dia memaki Tuhan.
.
Kita selalu menganggap hidup orang LEBIH ENAK dari kita.
.
Orang desa menganggap orang kota itu enak
Orang kota menganggap orang desa itu enak
Orang di rumah kecil menganggap rumah besar itu enak
Orang di rumah besar menganggap rumah kecil itu enak
Kenapa ??
Karna kita gak pernah tau kesulitan apa dibalik anggapan ENAK itu.
.
Bapak Chairul Tanjung misalnya, beliau tidak serta merta menjadi orang kaya nomor 5 di Indonesia menurut Forbes, tapi beliau terlebih dahulu "dipukuli" oleh kerasnya proses. Dan setelah menjalani kerasnya proses yang sungguh sangat tidak enak itu memaksa beliau untuk belajar dan mengambil hikmah atas semua yang terjadi. 
Bertahan untuk tidak mau bangkit ?? sungguh Bapak Chaerul Tanjung gak akan jadi seperti sekarang ini.
.
Hikmahnya apa ?

Jika kita nggak pernah dapat kesulitan hidup, tentu gak akan ada kata "bangkit" dalam kamus kehidupan kita.
.
Tapi yang dilihat orang kadang cuma enaknya, cuma hasilnya. Gak pernah tau proses mencapainya seperti apa.
.
Kata kita, jadi artis terkenal itu enak, show kemana mana dikawal aparat, banyak fans, wajah tiap hari muncul di layar kaca. Duit banyak.
Kalau ada baiknya orang akan maklum. Tapi...
Kalau tiba-tiba muncul buruknya,, orang mulai dari kota sampai ke pelosok desa langsung caci maki. Orang gak mau tahu kita sakit atau ada masalah, yang orang tahu tampil harus maksimal.
Kata kita, jadi artis terkenal itu hidup bakalan tenang. Segala fasilitas hidup ada. Faktanya, gak sepenuhnya begitu.
Coba brosing internet, cari tau ada berapa artis terkenal yang mati bunuh diri.
.
Kata kita, jadi pejabat itu enak, banyak uang, bisa merintah sana sini. Nyatanya, gak semua enak, Sebab menjaga nama besar itu tidak mudah, dukungan masyarakat bisa bubar begitu salah langkah dan dihujat orang sana sini, kinerja diawasi.
Mereka jadi sulit menjalani hidup apa adanya.
.
Orang desa menganggap kebahagiaan itu jika menjadi orang kota.
Faktanya, tidak selalu. Tuhan itu adil kok. Malah kadang orang kota itu iri sama orang-orang desa yang hidupnya nyantai, pagi-pagi gak dikejar kejar waktu, bergumul dgn asap knalpot, bising, kelihatan bahagia justru karena mereka gak update tentang masalah saham anjlok.
.
So.... Kenapa orang memaki Tuhan dgn berkata bahwa tuhan tidak adil ? Itu karna yang orang itu lihat hanya yg enak-enaknya saja, dia gak pernah tau proses mencapai "enak" itu sesulit apa.
.
*dariku AL*

0 komentar: