24 April 2011

Nasib baik dan nasib buruk

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat kabar yang sangat tidak enak melalui handphone. Adik saya memberi kabar bahwa Pak De sedang dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas. Kondisi Pak De lumayan parah sebab beberapa kali memuntahkan darah segar. Saya sempat syok mendengar kabar ini. Antara percaya dan tidak percaya.

Sebelum mendapat kabar bahwa Pak De mengalami kecelakaan lalu lintas, saya pun mendapat sebuah kabar di salah satu jejaring sosial. Kabar yang serupa tapi tak sama. Kabar ini datang dari seorang sahabat yang sudah saya anggap adik kandung, bahwa dia sedang mendapat ujian dari Tuhan, ayahanda nya sedang menderita sakit stroke.

Saya percaya bahwa hidup sudah diatur oleh Sang Maha, terkadang apa yang kita harap tidak sesuai dengan kenyataan. Saya fikirnya sederhana. Semua kejadian-kejadian yang kita alami menggambarkan bagaimana Sang Pencipta itu pantas disebut Maha. Ia bisa mengkondisikan alam dan seisinya sedemikian rupa, sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Saya tidak tahu, apakah Maha itu dibatasi atau tidak bagi mereka yang menganggap dirinya bernasib baik ? diberi kesehatan, umur yang panjang, uang melimpah, istri yang cantik jelita, apakah itu bukan pekerjaan Sang Maha ? lantas mengapa yang menganggap dirinya bernasip baik melecehkan yang menurut mereka bernasib tidak baik ?  Mereka mengelompokkan hasil karya Sang Maha kedalam kasta. Yah.... kasta kaya dan kasta miskin, kasta konglomerat dan kasta melarat, kasta sehat dan kasta penyakitan dan lain-lain sebagainya. Bukankah kalau melecehkan dan mengelompokkan yang dicipta sama saja melecehkan yang mencipta ? atau sama saja dengan memprotes kebijakan SANG MAHA bahwa setiap manusia diciptakan sama, hanya amal perbuatan yang membedakan ?

Saya tidak ada maksud untuk melecehkan orang-orang yang katanya bernasib baik.  Melihat orang-orang yang bernasib baik itu membuat saya melihat kehebatan Tuhan sebagai Sang Pencipta yang SUPER MAHA.   Bahwa dengan SUPER MAHA nya itulah Tuhan menciptakan berbagai macam karakter manusia, untuk kita pelajari, kita renungkan dan kita syukuri, sehingga kita sadar bahwa Tuhan adalah Sang Sutradara yang tiada tandingannya, yang tidak perlu kita "PROTES" !!.

Maka, yang terpenting dalam hidup itu adalah bahwa hidup harus kita jalani dengan hati yang terbuka, bukan dengan hati yang menuding, penuh prasangka dan bangga diri.
Tentu saya dan anda semua mengetahui bahwa apa yang dianggap baik dan benar menurut manusia belum tentu baik dimata Tuhan yang SUPER MAHA.

4 komentar:

moenas said...

semoga saja musibah yang dialami merupakan cobaan yang diberikan allah kepada kita semua dan bukan merupakan azab bagi kita (amin)

semua yang diberikan allah pasti ada hikmahnya yang kita tidak tahu brow xixixi

moenas said...

brow header bannernya mana?... kok jadi berubah drastis bgini sich?..

Rumah Sahaja said...

".....hidup itu adalah bahwa hidup harus kita jalani dengan hati yang terbuka, bukan dengan hati yang menuding, penuh prasangka dan bangga diri......"
Kalimat penutup yang sangat mencerahkan dan perlu kita ingat terus......
Tuhan yang Maha segalanya, telah menetapkan sistem kehidupan alam semesta ini , dan hanya manusia dan Jin yang diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan apa yang telah di tetapkan-Nya.
Allah sendiri telah meng-ilhamkan kedalam jiwa kita kefasikan dan ketaqwaan (Qs.Asy-syam 91 : 8)
Potensi baik dan buruk sudah menyatu dalam diri kita, tinggal kita sendiri yg memilih, mana yang akan diikuti.....
.........
Catatan yang bagus sekali Mas Will
salam u/ kel. semua, semoga diberikan kesehatan dan kebahagiaan
...amiiinnn

perawatan ac said...

Nasib mu jelas bukan nasib ku ooo ya ya nasib.....hehhehe

Nasib memang di takdirkan oleh yang Maha kuasa namun kita sebagai makhluk ciptaanya tidak berdiam diri begitu saja dengan menerima nasib, nasib dapat berubah tergantung usaha dan do'a kita.

oo yaa ya nasib....nasib ku juga tidak jelasss.....!kabuuurrr